Pelaku industri pengecoran logam menargetkan angka pertumbuhan lebih dari 10% pada 2014 seiring dengan kebutuhan besi baja yang semakin meningkat terutama untuk mendukung program mobil low cost, green cost (LCGC).
Ketua Umum Asosiasi Pengecoran Logam Indonesia (Aplindo) Achmad Safiun mengatakan hingga akhir tahun ini industri pengecoran logam diperkirakan bisa tumbuh 5% atau di bawah 10%.
“Program itu berpengaruh terhadap pertumbuhan industri kami, tetapi sebenarnya program LCGC sudah dipamerkan sejak tahun lalu, padahal industri kecil sudah mempersiapkan semuanya dan harus terhenti,”.
Untuk itu, lanjutnya, program tersebut tidak molor atau bahkan terhenti. Menurutnya, jika penjualanya masih terhambat maka akan menghambat pertumbuhan sektor pengecoran logam.
“Mudah-mudahan tahun ini dan berikutnya bisa lancar,” katanya.
Saifun mengatakan pertumbuhan industri ini tidak hanya didorong oleh sektor otomotif tetapi juga oleh proyek pembangunan pemerintah seperti proyek pelabuhan, bandara, jembatan, dan fasilitas pengolahan hasil tambang.
Dia menambahkan peningkatan infrastruktur dan kosntruksi dalam negeri belum diiringi dengan pengembangan industri pengolahan bahan baku yang bisa menaikkan nilai tambah logam.
Bahan baku besi dan baja diketahui juga masih impor. Tahun ini impor bahan baku tersebut diperkirakan meningkat 15% hingga 20% dari tahun lalu sekitar 9 juta ton dan aluminium seberat 700.000 ton.